Juri Ardiantoro adalah seorang akademisi dan birokrat Indonesia yang memiliki rekam jejak panjang dalam bidang kepemiluan, pemerintahan, dan pendidikan. Lahir di Brebes, Jawa Tengah, pada 6 April 1973, Juri telah menempuh berbagai jenjang pendidikan dan meniti karier di berbagai institusi penting di Indonesia.
Pendidikan
Juri menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di kampung halamannya sebelum melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Ia meraih gelar Sarjana Pendidikan Sejarah dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta, yang kini dikenal sebagai Universitas Negeri Jakarta (UNJ), pada tahun 1999. Selama masa kuliahnya, Juri aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, termasuk menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah periode 1994–1995 dan anggota Dewan Redaksi majalah kampus “Didaktika” pada 1995–1997. Selain itu, ia juga terlibat dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menjabat sebagai Ketua Komisariat PMII IKIP Jakarta (1995–1996) dan Sekretaris Umum PMII Jakarta Timur (1996–1997).
Setelah meraih gelar sarjana, Juri melanjutkan pendidikan Magister di bidang Sosiologi di Universitas Indonesia (2000–2003). Kemudian, ia menempuh studi doktoral di bidang Sosiologi di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, yang diselesaikannya pada tahun 2015.
Karier Profesional
Karier Juri di bidang kepemiluan dimulai dengan keterlibatannya sebagai salah satu pendiri dan Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta pada periode 1996–2003. Pada tahun 2003, ia terpilih sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta, kemudian menjabat sebagai Ketua KPUD DKI Jakarta dari 2008 hingga 2013. Di tingkat nasional, Juri diangkat sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia periode 2012–2017 dan menjabat sebagai Ketua KPU RI pada 2016–2017, menggantikan almarhum Husni Kamil Manik.
Setelah menyelesaikan tugasnya di KPU, Juri bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden (KSP) pada Mei 2018 hingga Oktober 2019. Ia kemudian dilantik sebagai Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan bidang Informasi dan Komunikasi Politik pada Juni 2020. Menjelang Pemilu 2024, Juri mengundurkan diri dari jabatannya di KSP pada November 2023 untuk menjaga netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bergabung sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka.
Setelah kemenangan pasangan Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024, Juri diangkat sebagai Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, mendampingi Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi.
Keterlibatan dalam Organisasi
Selain kiprahnya di pemerintahan dan politik, Juri juga aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU), menjabat sebagai salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2015–2020. Pada Mei 2017, ia terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKA UNJ) untuk periode 2017–2020. Kemudian Terpilih lagi di periode 2020 – 2023 serta periode 2023 – 2026.
Karier Akademis
Dalam bidang pendidikan, Juri memulai kariernya sebagai guru Sosiologi di SMA Lab School Jakarta pada periode 1999–2000. Ia kemudian menjadi dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bung Karno, mengajar mata kuliah seperti Pembangunan Partisipasi Masyarakat, Komunikasi Politik, Teori Perubahan Sosial, dan Sistem Sosial Budaya Indonesia pada 2001–2003. Sejak 2005, Juri mengajar sebagai dosen Sosiologi Pariwisata di Universitas Negeri Jakarta.
Kehidupan Pribadi
Juri Ardiantoro menikah dengan Ratu Dalis L.F. dan dikaruniai dua anak, yaitu Queensha Nitisara Ardiantoro dan Moch. Gheysar Pramatya Ardiantoro.
Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, pengalaman luas di bidang kepemiluan, pemerintahan, dan pendidikan, serta keterlibatannya dalam berbagai organisasi, Juri Ardiantoro telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.