Ketua Komisi X DPR RI Menyebut Pentingnya Revitalisasi LPTK Sebagai Implementasi Strategi Kebudayaan
Syaiful Huda menyampaikan empat
harapannya kepada LPTK untuk memajukan pendidikan nasional.
Abdullah Taruna
“Saya khawatir, dan yang tidak
setuju ketika Perguruan Tinggi, dan LPTK dianggap masih konservatif atau bahkan
tidak adab terhadap perubahan, itu lalu dalam skemanya ditinggalkan, itu saya
tidak setuju,” kata Syaiful Huda, Ketua Komisi X DPR RI saat menyampaikan
Pidato Ilmiah sebagai Keynote Speaker-Pembicara Kunci diskusi online
yang diselenggarakan Forum Diskusi Pedagogik (FDP) Ikatan Alumni Universitas
Negeri Jakarta, Rabu siang, 13 Mei 2020 di Aplikasi Zoom Meeting.
Dalam Diskusi Reboan Bulanan Pedagogik
bertema “Strategi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Dalam
Menyukseskan Merdeka Belajar” yang dimoderatori oleh Sekretaris Jenderal IKA
UNJ Dr. Suherman Saji, M.Pd., semua pembicara hadir dalam ruang meeting
aplikasi telekonferensi zoom. Prof. Dr. Said Hamid Hasan, M.A., (Pakar
Kurikulum dan Pendidikan Sejarah UPI), Dr. Totok Bintoro (Pakar Pendidikan
& Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Negeri
Jakarta) dan Dr. Samsuri, S.Pd., M.Ag. (Dosen Pascasarjana UNY).
Ketua Komisi X DPR RI yang
membidangi pendidikan nasional, Olahraga, dan Sejarah, menyatakan pentingnya
Pemerintah memberi peran sebagai pemimpin kebijakan Merdeka Belajar kepada LPTK
secara tegas dalam harapan keempatnya untuk institusi yang mendidik para calon
guru.
“Skema yang terbaik ya
merevitalisasi, ya memberikan kembali mandat penyiapan guru kepada LPTK. Baru
kemudian kita desain
perbaikan-perbaikannya. Dalilnya, kalau tidak bisa diambil semuanya, cari yang
terbaik dan dikembangkan,” kata Syaiful Huda seraya menyebut nama Ketua Umum
IKA UNJ Juri Ardiantoro, Ph.D., yang dianggap paham dalil kaidah ushul fikih dimaksud.
Syaiful
Huda lalu melafalkan kaidah strategi kebudayaan tersebut. “Al-muhafadzah
alal-qadim al-shalih wal-akhdzu bil-jadid al-ashlah, yang berarti melestarikan
nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik,"
ucap Ketua Komisi X DPR RI mengutip dalil strategi kebudayaan di hadapan para
guru besar, dan para doktor dari berbagai LPTK, dan Perguruan Tinggi umum yang join dalam diskusi daring.
Berdasarkan kaidah strategi
kebudayaan tersebut, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan kepada
Mendikbud Nadiem Makarim untuk menempatkan LPTK sebagai leader dalam
kebijakan Merdeka Belajar nantinya.
“Saya ngomong keras kepada Mas Nadiem. Mas Menteri, sekali lagi soal LPTK harus menjadi concern Kemendikbud di masa mendatang. Itu respon saya pertama kali, ketika seminggu lalu (sekitar tgl. 7 Mei 2020: Red.) Mas Menteri menyerahkan draft Merdeka Belajar, sama sekali tidak menyebutkan LPTK sebagai leader –pemimpin dalam rencana blue print Merdeka Belajar,” ungkap Syaiful Huda dalam harapan ketiga Pidato Ilmiahnya kepada LPTK.
Latar belakang Ketua Komisi X DPR RI
memandang pentingnya LPTK menjadi leader kebijakan Merdeka Belajar
nantinya, tentu karena kebutuhan untuk menyiapkan guru yang mampu menjawab
tantangan global, terutama tantangan abad XI, dan era society 5.0. Dari riset yang dilakukan penulis
alumniunj.com, di masyarakat 5.0, teknologi
digital diaplikasikan dan berpusat pada kehidupan manusia. Mereka
mendapat back up data tanpa batas dan pengelolaan data di seluruh dunia
untuk menggerakkan semua potensi kehidupan, membantu mengisi kesenjangan antara
yang kaya dengan yang miskin.
Mau tidak mau untuk menjawab
tantangan tersebut, lanjut Syaiful Huda,
dunia pendidikan kita tempatkan pada konteks zamannya. Upaya menyiapkan
generasi guru baru oleh Mendikbud Nadiem Makarim yang dinarasikan oleh Merdeka
Belajar, dan disebut oleh Syaiful Huda sebagai guru yang memiliki literasi baru
dan berkarakter menjadi strategis.
“Dalam konsep draft Merdeka
Belajar yang dibikin oleh Mendikbud, saya pada posisi melakukan kritik agak
lumayan serius menyangkut soal ini. Karena concern dari Mas Menteri
menyangkut kompetensi guru ini, tidak ada satupun menyebut LPTK sebagai
rumahnya. Rumah untuk mencetak para guru yang kompeten itu. Yang terjadi adalah
kompetensi guru, seperti yang sudah-sudah, akan banyak pelatihan, dididik dan
sebagainya. Ini bukan isu baru soal diperbanyak magang, banyak dilatih supaya
kompetensinya naik. Tapi saya tidak melihat menjadikan LPTK sebagai leadernya.
Saya mempertanyakan itu, karena di mata saya LPTK-lah yang seharusnya menjadi leader-nya,
bahwa dianggap ada kekurangan, menurut saya masih banyak kelebihannya. Nah pada poin ini, saya mengajak bapak/ibu
sekalian mumpung ini belum jadi policy blue print Merdeka Belajar, maka
saya pada posisi mendorong LPTK harus
menjadi leader-nya pada upaya peningkatan kompetensi guru,” urai Ketua
Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam Pidato Ilmiahnya.
Bapak / ibu sekalian yang saya
hormati, terkait dengan itu, yang kedua yang ingin saya sampaikan adalah
harapan kepada teman-teman di Perguruan Tinggi LPTK, Syaiful Huda menyatakan, bahwa
dirinya mengharapkan para guru besar, dan seluruh akademisi LPTK melakukan
kajian serius, tentang apa saja regulasi yang diperlukan, dan apa saja regulasi
yang harus direvisi untuk menyehatkan dan merevitalisasi LPTK.
“Ini menjadi penting karena saya
melihat Merdeka Belajar belum punya pijakan regulasi yang pokok. Pada saat yang
sama ketika Merdeka Belajar ingin dibumikan
dilaksanakan , maka butuh revisi regulasi yang ada, mulai Undang-undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, dan Undang-undang terkait. Komisi X, dan Kemendikbud sudah membuat MoU
dan sudah masuk dalam Prolegnas, yaitu terkait dalam revisi Undang-undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Bahkan semangatnya, malah kita ingin jadikan
Undang-undang babon untuk Pendidikan Nasional kita. Jadi harus diakui, bahwa
bahwa selama ini regulasinya banyak terserak dan saling tumpang tindih,” kata
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam harapan pertamanya kepada LPTK saat
menyampaikan Pidato Ilmiah.
Syaiful Huda kemudian melanjutkan
Pidato Ilmiahnya di depan para guru besar
LPTK, para doktor, praktisi pendidikan, dan guru dari berbagai LPTK di
Indonesia yang bergabung dalam diskusi online Forum Diskusi Pedagogik
IKA UNJ. “Yang kedua, harapan saya, LPTK melakukan semacam evaluasi menyeluruh
menyangkut soal kebutuhan anggaran LPTK, karena domain saya di dewan ini
(fungsi budgeting/anggaran DPR RI: Red.). Sekarang nggak boleh lagi
setengah-setengah main, karena kita ingin LPTK betul-betul menjadi leader
bagi konsolidasi penciptaan guru yang sangat kompeten di masa depan. Termasuk
contohnya, apakah betul kebutuhan LPTK terkait mahasiswa yang seharusnya
berasrama, menjadi bagian integral di masa akan datang yang harus dilakukan
LPTK? Tanya Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dengan nada retoris.
Para pembicara dan Wakil Rektor I Bidang
Akademik UNJ, Prof. Dr. Suyono pun mengamini, bila kebutuhan asrama tersebut
merupakan amanat Pasal 22, ayat 1 Undang-undang No. 14 Th. 2005 Tentang Guru
dan Dosen, amar redaksinya sebagai berikut:
“Pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasrama di lembaga pendidikan tenaga kependidikan untuk menjamin efisiensi dan mutu pendidikan”.
Karena kebutuhan sarana asrama untuk
para calon guru ikatan dinas yang belajar di LPTK merupakan amar Undang-undang,
maka Syaiful Huda pun memberikan komitmennya. “Saya opsinya mendorong, supaya
LPTK ditambahi sarana pendidikan asrama. Karena di situlah mungkin akan terjadi transformasi pendidikan.
Mungkin itu bisa menjadi model menciptakan
guru berkarakter,” kata Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda menegaskan
komitmennya untuk menggunakan kewenangan anggaran yang dimiliki DPR RI guna
melengkapi kampus-kampus LPTK dengan asrama bagi calon guru ikatan dinas.
Reboan Pedagogik Forum Diskusi
Pedagogik dibuka oleh Wakil Rektor I bidang akademik Prof. Dr. Suyono, M.Si.,
yang mewakili Rektor Universitas Negeri Jakarta, Dr. Komarudin Sahid, M.Si.,
yang sempat berhalangan beberapa menit, lalu bergabung di pertengahan diskusi daring.
Bahkan Rektor IKIP Jakarta Periode 1992-1997 Prof. Dr. Anna Suhaenah Suparno
pun menghadiri acara diskusi sejak awal pembukaan.
Kegiatan diskusi online Forum
Diskusi Pedagogik IKA UNJ diselenggarakan
melalui kerjasama dengan portal berita channel9.id.